PROVINSI CILEGON

09 September 2012

KOTA CILEGON

Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota ini dulunya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Serang, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan sejak tanggal 27 April 1999 ditetapkan sebagai kotamadya (sebutan kotamadya diganti dengan kota sejak tahun 2001). Cilegon dikenal sebagai kota industri, dan menjadi pusat industri di kawasan Banten bagian barat. Kota Cilegon dilintasi jalan negara lintas Jakarta-Merak, dan dilalui jalur kereta api Jakarta-Merak. Kota Cilegon terdiri atas 8 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah kelurahan.

GEOGRAFIS

Berdasarkan letak geografisnya, Kota Cilegon berada dibagian paling ujung sebelah Barat Pulau Jawa dan terletak pada posisi : 5°52'24" - 6°04'07" Lintang Selatan (LS), 105°54'05" - 106°05'11" Bujur Timur (BT). Secara administratif wilayah berdasarkan UU No.15 Tahun 1999 tentang terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon pada tanggal 27 April 1999, Kota Cilegon mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
  • Sebelah Utara: berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara (Kabupaten Serang)
  • Sebelah Barat: berbatasan dengan Selat Sunda
  • Seblah Selatan: berbatasan dengan Kecamatan Anyer dan Kecamatan Mancak (Kabupaten Serang)
  • Sebelah Timur: berbatasan antara Pondok Cilegon Indah & Jalan Lingkar Selatan(Kota Cilegon) dengan Kecamatan Kramatwatu tepat di wilayah serdang (Kabupaten Serang)
Kota ini merupakan bandar dagang, pusat industri baja dan kimia di pulau jawa.

SEJARAH

Cilegon merupakan wilayah bekas Kewadenaan (Wilayah kerja pembantu Bupati KDH Serang Wilayah Cilegon), yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yaitu Cilegon, Bojonegara dan Pulomerak.

Berdasarkan Pasal 27 Ayat (4) UU No 5 tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintahan di Daerah, Cilegon kiranya sudah memenuhi persyaratan untuk dibentuk menjadi Kota Administratif. Melalui surat Bupati KDH Serang No. 86/Sek/Bapp/VII/84 tentang usulan pembentukan administratif Cilegon dan atas pertimbangan yang obyektif maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1986, tentang pembentukan Kota Administratif Cilegon dengan luas wilayah 17.550 Ha yang meliputi 3 (tiga) wilayah Kecamatan meliputi Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan 1 Perwakilan kecamatan Cilegon di Cibeber ,sedangkan kecamatan Bojonegara masuk Wilayah kerja pembantu Bupati KDH Serang Wilayah Kramatwatu.

Berdasarkan PP No. 3 Tahun 1992 tertanggal 7 Februari 1992 tentang Penetapan Perwakilan Kecamatan Cibeber, Kota Administratif Cilegon bertambah menjadi 4 (empat) Kecamatan yaitu Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan Cibeber.

Dalam perkembangannya Kota Administratif Cilegon telah memperlihatkan kemajuan yang pesat di berbagai bidang baik bidang Fisik, Sosial maupun Ekonomi.

Hal ini tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai perlunya dukungan kemampuan dan potensi wilayah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Dengan ditetapkannya dan disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon, dengan duet kepemimpinan Drs. H. Tb. Rifai Halir sebagai Pejabat Walikota Cilegon dan H. Zidan Rivai sebagai Ketua DPRD Cilegon.

PEMERINTAHAN

Berdasarkan administrasi pemerintahan, Kota Cilegon memiliki luas wilayah ±17.550 Ha terbagi atas 8 (delapan) Kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No.15 Tahun 2002 Tentang Pembentukan 4 (empat) Kecamatan baru, wilayah Kota Cilegon yang semula terdiri dari 4 (empat) kecamatan berubah menjadi 8 (delapan) Kecamatan, yaitu :
  • Kecamatan Cilegon
  • Kecamatan Ciwandan
  • Kecamatan Pulomerak
  • Kecamatan Cibeber
  • Kecamatan Grogol
  • Kecamatan Purwakarta
  • Kecamatan Citangkil
  • Kecamatan Jombang
OBJEK WISATA

Wisata Seni dan Budaya

Kota Cilegon merupakan daerah di Propinsi Banten memiliki kekhasan yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan daerah – daerah lainnya, walaupun pada awalnya kota cilegon juga merupakan wilayah pemekaran daqri wilayah kabupaten Serang sebagai induknya yang memiliki kebudayaan yang beberapa unsurnya sama. Akan tetapi kota Cilegon memiliki nilai-nilai dan prinsip-prinsip kebudayaan yang khas dan berbeda dengan induk wilayahnya.

Untuk lebih mengetahui kondisi exsisting kebudayaan daerah kota Cilegon, perlu dijabarkan beberapa hal yang berhubungan dengan unsur-unsur kebudayaan daerah Kota Cilegon, diantaranya adalah :

Bendrong Lesung

Bendrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang hampir punah keberadaannya. Sekitar 20 tahun yang lalu, kesenian jenis ini masih bias di jumpai terutama pada event tertentu, seperti acara pernikahan, khitanan atau hajatan lain pada tradisi masyarakat Banten kala itu. Kesenian ini dilahirkan dari irama khas yang diakibatkan bendrongan antara alu dan lesung yang di adu-adu.

Karena pergeseran waktu, kini kesenian tersebut hanya terdapat pada beberapa komunitas kecil pribumi yang masih aktif melestarikannya dan itupun jarang sekali. Mungkin anak muda sekarang tidak mengenal sama sekali seperti apa pertunjukan bendrong lesung itu. Bentuk kesenian ini menggunakan media lesung dan alu atau di bendrongkan. Khasanah seni yang satu ini jika dimainkan secara piawai akan memimbulkan irama khas tersendiri dan merupakan kesenian yang ditimbulkan paduan ritmis yang aktraktif. Lesung dipukul seperti layaknya menumbuk padi pada jaman dulu ada penggilingan padi. Sedang untuk bahan membuatnya, lesung biasanya terbuat dari kayu nangka sementara alunya terbuat dari kayu pohon tangkil/melinjo atau bisa juga dari kayo sawo kecik.

Debus


Kesenian tersebut berawal diberi nama Al-Madad (befmain besi)/ seiring dengan perubahan serta perjalanan waktu jenis kesenian ini semakin hari semakin menunjukkan kebolehan dalam bermacam macam atraksi sebagai kelengkapan pertunjukanya masyarakat. Sebagai kesenian yang banyak menggunakan megis, tidak sembarang orang dapat memerankan pertunjukan akrobatiknya sebelum mempelajari teknik dan beberapa persaratan yang harus dijalankan sebelum manggung. Alat alat yang digunakan untuk menggelar pertunjukan kesenian debus terdiri dari 3 buah terbang gede (Rebana ukuran besar yang garis tengahya berukuran 75 cm), disebagian daerah ada yang menggunakan ketimping kecil-kecil (rudat) berjumlah sepuluh buah, 1 pasang gondang, 7 buah senjata (al-madad/gada yang tebuat dari gagang kayu ukuran besar berbentuk bulat yang ujungnya ditancapkan besi seperti ujung trisula). Ada beberapa tambahan pertunjukan sehingga banyak peralatan yang membahayakan seperti: golok, pecahan kaca, paku, gergaji palu, dll. Peralatan tersebut digunakan semata-mata untuk mempertunjukkan kekebalan tubuh.

Patingtung/Kendang Pencak

Patingtung termasuk jenis kesenian tradisional yang paling banyak digemari oleh masyarakat tua ataupun muda. Hampir ditiap kelurahan se-kota Cilegon, kesenian ini tumbuh dan berkembang mencari identitasnya masing-masing, pada saat ini masih aktif tercatat 34 komunitas patingtung se-kota cilegon yang tergabung dalam persatuan pendekar persilatan & seni budaya banten Indonesia”PPPSBBI”.


Jumlah kesenian tiap grup ini cukup banyak, antara 20-30 orang, tukang kendang 2 orang, tukang terompet seorang, tukang goyang 3 orang, tukang ketug seorang, tukang kecrek seorang pemain patingtung rata-rata menguasai silat beladiri. Busana yang dipakai pemain pada umumnya berwarna hitam atau gelap. Yaitu baju kampret celana pangsi dan ikat kepala. Jenis kesenian ini biasa dipentaskan siang atau pada malam hari dan juga bias dipentaskan di panggung atau di tanah lapang. Biasanya setelah gembrungan atau dikenal oleh masyarakat masa kini chek sound, untuk menginstrumenkan noda serta suara yang dikeluarkan. Apabila suara goong kurang enak didengar maka goong di kasih minum (disiram dengan air bagian dalam goong). Lamanya pementasan ini biasanya berlangsung 7 jam. 

Kesenian Kota Cilegon juga meliputi rudat, ubrug, gacle/sulap banten, rampak dayak, qiroat, marawis, reog, gambus, rebana, terbang gede, rampak bedug, angklung buhun, jaran bilik/kuda lumping, bal-balan geni (Bola Api), dan pantun. Sedangkan permainan tradisionalnya yang pernah dan masih dilakukan oleh masyarakat cilegon, antara lain congklak, gobag sodor, engrang, gatrik, dampu, belkes, benteng-bentengan, lompat karet/yeye, jingklok dan hong-hongan/rok-rokan.

Wisata Kuliner

Makanan tradisional cilegon cukup beragam dan sampai sekarang tetap digemari oleh warganya, sekalipun kini banyak makanan instan produk dari luar. Makanan tradisional cilegon memang kurang lebih sama dengan makanan tradisional serang, namun demikian mempunyai cita rasa atau kekhasan tersendiri. Makanan tradisional cilegon antara lain:

Rabeg Cilegon

Rabeg adalah hidangan para sultan banten pada masa pemerintahan sultan hasanudin banten. Rabeg biasa disajikan saat acara-acara khusus masyarakat banten seperti akikah, sunatan, dan perkawinan, khususnya untuk masyarakat serang dan cilegon rabeg adalah salah satu kuliner yang sudah mengalami akulturasi rasa dari masyarakat arab dahulu kala. Rabeg biasanya disajikan dalam porsi yang tidak terlalu besar. Warna kuahnya kecokelatan, sepintas tampak seperti semur namun dengan kuah yang lebih encer. Aroma lada, kayu manis dan bawang berpadu padan saat dihidangkan dalam kondisi panas.


Sate Bebek Cibeber

Selain jajanan ringan, cilegon juga mempunyai makanan khas lainnya yang berasal dari cibeber. Sate bebek juga merupakan cirri khas kuliner cilegon yang banyak digemari oleh masyarakat banten pada umunya dan para SITUSwan pada khususnya.


Bahan-bahan untuk membuat sate adalah daging bebek, haluskan, minyak goring, untuk menumis, daun salam, lengkuas, memarkan, daun jeruk, iris halus, serai iris halus, santan kental, kelapa sedang, kupas, parut memanjang, penyedap rasa, gula merah sisir, merica hitam, tumbuk kasar, serai, bersihkan, ambil bagian putihnya. Bumbu terdiri dari : bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, kemiri, ketumbar, dan garam. 

Bekakak ayam kranggot

Bekakak ayam kranggot punya cita rasa tersendiri, agak pedas dan agak manis. Bekak ayam ini biasanya sering disajikan pada acara-acara selamatan, seperti khitanan, pernikahan, muludan dan sebagainya. Ayam yang dipilih biasanya ayam kampong.


Kue Gipang

Gipang merupakan makanan yang merakyat tetapi juga masih banyak orang yang mencarinya, bahkan hampir semua toko penjualan oleh-oleh khas banten menjualnya. Bahkan untuk membuat kue gipang antara lain: beras ketan, gulam asem dan vaneli. Caranya membuatnya, yaitu: beras ketan dikukus sesudah matang di jemur sesudah kering digoreng lalu gula dan asem dimasak/direbus lalu dikasih vaneli sesudah matang lengket beras yang sudah digoreng dimasukan/ disatukan ke kwali kemudian diaduk-aduk sampai rata lalu dituangkan kenampan lalu ditekan pake plastic agar rata terus dipotong-potong.


Beberapa makanan khas Kota Cilegon lainnya yang perlu diketahui dan dinikmati adalah tape cigading, awug-awug, urab lambu kasang dan gegetas.

Wisata Alam

Situ Rawa Arum


 Agro Wisata Down Hill dan Hiking Area Gunung Batur



Agro Wisata Hiking Batu Lawang


Wisata Religi

Makam Syekh Djamaluddin


Syekh Djamaluddin adalah tokoh abad ke 19 yang diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai orang yang membuat Pelabuhan Merak selama pada peristiwa tsunami Karakatau yang melanda Banten seabad yang lalu. Suasana yang nyaman di pondok sekitar Syekh Djamaluddin di area Pelabuhan Merak banyak dikunjungi para peziarah. Makam ini berada diatas bukit yang lokasinya berada tak jauh dari dermaga III Pelabuhan Merak. Setiap malam Juma’t pengajian digelar dipondok yang berada hanya beberapa meter dari makam tersebut. Mereka yang mengikuti pengajian ini tak hanya warga Cilegon saja beberapa diantaranya dari banyak masyarakat diluar Banten . Syekh Djamaluddin adalah tokoh ulama besar ke 14 yang memiliki wawasan keagamaan dan ilmu Pemerintahan yang tinggi. Syekh Djamaluddin adalah cucu dari Syekh Maulana Malik Isroil, salah satau Dewan Wali Empat yang terbentuk Wali Songo. Dalam zamanya Syekh Djamaluddin banyak berjasa dalam melawan penjajahan Portugis khusunya diperairan Selat Sunda. “ Namanya sangat terkenal hingga Malaysia dan Singapura beliau dikenal sebagai Syekh Putih karena konon selalu mengenakan jubah putih” kata pimpinan Yayasan Syekh Djamaludin Banten Ahmad Sudrajat.

Makam Syekh Jamaluddin adalah salah satu makam yang dijadikan wisata religi ini banyak mendapatkan dukungan dan bantuan baik moril ataupun materil dari berbagai pihak yang diantaranya dari Pemerintah Cilegon dan para Perusahaan yang berada disekitar Merak. Selain itu keberdaan Makam Syekh Jamaludin yang banyak dikunjungi baik dari para peziarah dalam kota maupun luar Kota dapat merauk rejeki para pedagang stempat baik pedagang makanan maupun souvenir.

Setiap kegiatan keagamaan seperti Maulid Nabi Besar Muhamad SAW di Pondok Makam Syekh Jamaludin mengadakan berdzikir bersama guna melestarikan budaya positif, ribuan masyarakat berbondong bondong baik undangan para alim ulama, tokoh masyarakat bahkan Walikota Cilegon turut pula menghadidiri undangan tersebut. Ikut serta puluhan polisi dan tim pengamanan berjaga jaga diarea gerbang masuk makam Jamaluddin. Acara ini digelar adalah salah satu bentuk kepedulian terhadap pelestarian tradisi masyarakat. Kepedulian terhadap pelestarian tradisi ini keturunan Syekh Jamaluddin sejak setahun lalu telah membentuk Yayasan Bani Satim berharap dengan rangkaian acara keagamaan dan istigosah ditempat ziarah tersebut para peserta dan warga Cilegon mendapatkan berkah. “ Alhamdulillah Kota Cilegon sepi dari bencana alam, ini berkat karomah dari para Wali yang soleh. Dan disini kita mengingat kembali para jasanya dan berusaha meneladaninya” kata Nasrullah.

Sejenak menengok sejarah Maulan Malik Israel bersama anggota dewan Wali Songo menyebarkan Islam hingga akhir hayatnya. Konon beliau dikuburkan disebuah bukit kecil ditepi teluk Banten, Bojonegara, kabupaten serang, Utara Kota Cilegon. Tampaknya bukit itu dipilih pertama kali oleh Maulana Malik Israel sebagai ulama yang lebih tua dari syekh Soleh bin Abdurahman seoarng penyebar Islam yang hidup pada masa Maulana Hasanudin. Bukit itu berada pada lokasi yang memilki titik pandang yang cukup indah kearah barat sehingga dapat menjadi proyeksi tafakur pada saat menyepi. Masyarakat menyebut bukit iti digunung santri. Konon daearh tersebut tempat santri belajar kepada guru ulama tersebut. Pada masa selanjutnya daerah itu disebut dengan nama Kampung Beji, sebuah kampong yang kemudian menjadi basis pergerakan perlawanan masyarakat Banten terhadap Hindia Belanda pada akhir abad ke 19 hingga masa kemerdekaan. Salah satu inspirator perlawanan itu adalah Maulana Malik Israel, selanjutnya Sultan Ageng Tirtayasa. Inpirasi tersebut masuk dalam beberapa bentuk antara lain melalui keturunan yang tersebar di hampir seluruh tanah banten. Salah satu keturunannya adalah Syekh Jamaludin yang dimakamkan di dekat Pelabuhan Merak.

Sekilas makam Syekh Jamaluddin tersebut tampak seperti gazebo diwarung makan atau restaurant-restauran tradisional. Pondok yang baru dibangun itu merupakan tempat istirahat para peziarah. “ seangaja kami bangun agar peziarah bisa lebh menikmati suasana makam. Ini merupakan wujud keinginann kami menjadiikan Syekh Djamaluddin menjadi taman wiasata ziarah” ujar Sudrajat yang mengaku sebagai keturunan ke 16 Syekh Djamaluddin. Selain pondok rencananya Yayasan Syekh Djamaluddin akan memabngun lapangan parker kios cenderamata di area tersebut. Sealain itu beberapa buku yang mengisahkan Syekh Djamaludin juga akan dibuat. “ Syekh Djamaluddin ini adalah tokoh Islam dijaman Portugis Beliau Cucu dari Syekh Maulana Malik Isroil, yang menurunkan para Wali di Pulau Jawa. Dulu tempat ini adalah pesantren dan santrinya tak hanya di Banten, tetapi dari mancanegara seperti Singapura samapi Afrika. Hal itu saya buktikan ketika kami berjiarah ke makam salah satu tokoh Islam di Singapura. Mereka bertanya tentang Syekh Jamaluddin Merak” kata KH Nasrullah, cucu Syekh jamaluddin.